Politik
Regim Zionis Hampir Runtuh, Iran Memberi Tamparan Keras ke Amerika
Ketegangan yang semakin terbuka mengungkapkan perlawanan Iran terhadap Israel dan Amerika, namun pertanyaan yang menggantung tetap sama: apa hasil akhir dari konflik yang semakin meningkat ini?

Saat ketegangan meningkat di Timur Tengah, hubungan antara rezim “Zionis” dan Iran tetap penuh konflik dan permusuhan. Pernyataan terbaru dari Ayatollah Ali Khamenei menegaskan bahwa Israel sedang berada di ambang kejatuhan, sebuah klaim berani yang muncul setelah konflik intens yang ditandai dengan pertukaran rudal dan aksi militer. Kepemimpinan Iran menekankan ketahanan mereka dan kerugian yang dianggap telah mereka berikan terhadap kemampuan militer Israel, menunjukkan adanya pergeseran dalam keseimbangan kekuatan regional.
Konflik 12 hari terakhir, yang menyaksikan Israel menargetkan fasilitas nuklir dan pemimpin militer Iran, secara tidak langsung meningkatkan ketegangan di kawasan. Setiap pertukaran militer hanya memperdalam permusuhan antara kedua negara ini, dengan retorika Khamenei yang memposisikan tindakan Iran sebagai respons terhadap apa yang dia anggap sebagai agresi Israel dan dukungan yang diterima dari Amerika Serikat.
Dinamik ini menggambarkan narasi yang lebih luas di mana Iran berusaha memposisikan dirinya sebagai pembela kedaulatan regional melawan pengaruh asing, khususnya dari Barat.
Mengingat pernyataan Khamenei, kita melihat upaya yang jelas untuk meningkatkan semangat nasional di Iran. Dengan menggambarkan konflik sebagai pertempuran yang berhasil melawan musuh yang secara militer lebih unggul, pimpinan Iran bertujuan untuk memobilisasi dukungan di kalangan rakyatnya dan memperkuat narasi kekuatan mereka. Retorika semacam ini tidak hanya untuk menyatukan opini domestik tetapi juga untuk mengirim pesan kepada aktor-aktor regional lain yang mungkin mempertimbangkan ulang posisi mereka seiring dengan perkembangan ini.
Gencatan senjata yang dimediasi oleh Presiden AS Donald Trump, meskipun sementara mengurangi permusuhan langsung, tidak menyelesaikan masalah mendasar yang memicu permusuhan antara Iran dan Israel. Gencatan senjata ini mungkin memberi jeda sementara, tetapi ketegangan di kawasan tetap terasa. Kedua pihak terus mempersiapkan kemungkinan konflik di masa depan, yang dibuktikan oleh pertukaran militer dan postur strategis yang terus berlangsung.
Saat kita menganalisis hubungan yang kompleks ini, penting untuk diingat bahwa konflik ini melampaui sekadar aksi militer. Ini tentang kedaulatan, identitas, dan pencarian kebebasan dari apa yang dianggap penindasan. Framing kepemimpinan Iran terhadap konflik ini bukan hanya menargetkan Israel tetapi juga mengkritik keterlibatan AS di kawasan, yang semakin memperumit lanskap geopolitik.
-
Ragam Budaya1 minggu ago
Arca Kuno Ditemukan di Kediri, Diduga Berkaitan dengan Situs Tondowongso
-
Politik7 hari ago
Bukan karena sakit, Inilah alasan Jokowi mengundurkan diri dari pencalonan Ketua PSI
-
Ekonomi7 hari ago
Rusia Meningkatkan Impor CPO dari Indonesia
-
Ekonomi1 minggu ago
Viral: Perayaan ke-80 Tahun Uang Kertas Rupiah Indonesia, Apakah Benar Bank Sentral Mengeluarkannya?
-
Nasional6 hari ago
V Komisi Akan Meminta Penjelasan dari Basarnas Terkait Evakuasi Warga Negara Brasil dari Rinjani
-
Bisnis6 hari ago
KUR BRI Cicilan sebesar 100 Juta Rupiah selama 5 Tahun, Dapatkan Bunga Rendah Mulai dari 3 Persen dan Cicilan Serendah 146 Ribu Rupiah
-
Ekonomi4 hari ago
Giant Falls, Menutup Bisnis, dan Melakukan PHK MASSAL
-
Kesehatan9 jam ago
Mengapa Warna Hijau Membuat Pikiran Terasa Lebih Segar? Ini Penjelasan Ilmiahnya