Nasional
Ditangani oleh Polda Metro Jaya, Kasus Jenazah Diplomat Kementerian Luar Negeri Masih Dalam Penyelidikan
Polisi Jakarta memperketat penyelidikan mereka terhadap kematian misterius diplomat tersebut, dengan bukti penting yang masih belum diungkap—apa yang akan terungkap selanjutnya dalam penyelidikan ini?

Polda Metro Jaya terus menyelidiki kematian diplomat Kementerian Luar Negeri Arya Daru Pangayunan, yang jenazahnya ditemukan di rumah kos Menteng, dengan meninjau rekaman CCTV, menganalisis barang bukti forensik seperti lakban dan obat-obatan, serta mengumpulkan keterangan dari saksi termasuk keluarga dan staf. Penyidik memeriksa sistem smart lock digital untuk mencari akses tanpa izin, mencocokkan bukti fisik dengan kesaksian saksi, dan menunggu hasil autopsi dan toksikologi untuk memperjelas penyebab kematian. Rincian lebih lanjut mengungkap langkah-langkah penyelidikan yang masih berlangsung dan temuan-temuan yang mulai bermunculan.
Kronologi Kematian Diplomat di Menteng
Ketika meneliti kronologi kematian diplomat di Menteng, penting untuk merekonstruksi urutan kejadian dengan menggunakan semua bukti yang tersedia dan pernyataan saksi untuk membangun garis waktu yang akurat. Pada 7 Juli 2025, kontak terakhir Arya Daru Pangayunan dengan istrinya terjadi pada pukul 21.00 WIB, diikuti dengan rekaman CCTV yang menunjukkan dirinya berbicara dengan penjaga rumah kos pada pukul 22.00 WIB. Ia memesan makanan melalui layanan daring dan terlihat membuang sampah sebelum masuk ke kamarnya; setelah itu, CCTV tidak merekam pergerakan lebih lanjut. Tidak adanya komunikasi membuat istri korban meminta pemeriksaan kesejahteraan, sehingga penjaga menemukan jenazah pada 8 Juli. Polisi merespons dengan mengumpulkan barang bukti fisik dan keterangan saksi untuk memperjelas urutan kejadian.
Temuan Utama dari Penyelidikan Polisi yang Sedang Berlangsung
Untuk memahami temuan kunci dari penyelidikan polisi yang sedang berlangsung terkait kematian Arya Daru Pangayunan, penting untuk secara sistematis meninjau bukti fisik, pernyataan saksi, dan hasil forensik yang telah dikumpulkan sejauh ini. Para penyidik mencatat bahwa jenazah Arya ditemukan dengan wajah terbalut lakban, namun tanpa tanda-tanda kekerasan fisik atau barang pribadi yang hilang, sehingga kemungkinan motif perampokan menjadi kecil. Tim forensik telah mengumpulkan lakban, pakaian, dan obat-obatan dari lokasi kejadian, serta mengirimkan lakban tersebut untuk analisis sidik jari guna mengidentifikasi siapa saja yang mungkin pernah memegangnya. Polisi juga sedang mewawancarai para saksi, termasuk istri Arya dan staf rumah kos, untuk merekonstruksi kronologi kejadian. Langkah-langkah ini sangat penting untuk memperjelas keadaan di balik kematiannya.
Analisis Rekaman CCTV dan Sistem Keamanan
Berdasarkan bukti fisik dan kesaksian yang telah dikumpulkan, para penyidik kini memfokuskan perhatian pada rekaman CCTV yang tersedia dan sistem keamanan rumah kos untuk memperjelas rangkaian peristiwa seputar kematian Arya Daru Pangayunan. Langkah pertama melibatkan peninjauan rekaman CCTV, yang merekam dua orang—salah satunya adalah penjaga rumah kos dan satu lagi mengenakan jaket hijau—yang berusaha membuka jendela korban. Setelah berhasil membuka paksa jendela tersebut, keduanya memasuki kamar, sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai maksud dan akses mereka. Para penyidik juga memeriksa sistem smart lock, karena hanya Arya yang mengetahui kode aksesnya. Langkah-langkah praktis yang dilakukan meliputi pengecekan log digital dari smart lock, membandingkan stempel waktu dengan rekaman CCTV, serta mengidentifikasi adanya upaya masuk yang tidak sah. Pendekatan sistematis ini membantu membangun garis waktu yang jelas dan dapat ditindaklanjuti.
Hasil Autopsi dan Riwayat Medis Korban
Meskipun penyebab resmi kematian Arya Daru Pangayunan masih belum dapat ditentukan sambil menunggu hasil tes toksikologi dan histopatologi lebih lanjut, para penyelidik harus mengambil pendekatan sistematis dengan menggabungkan temuan autopsi dengan riwayat medis korban yang terdokumentasi. Laporan autopsi awal menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan, sehingga perhatian harus dialihkan ke penyebab non-kekerasan, seperti masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya. Peninjauan terhadap rekam medis Arya untuk kondisi seperti penyakit refluks gastroesofagus (GERD) dan kolesterol tinggi sangat penting, karena kondisi ini dapat memengaruhi fungsi jantung atau pernapasan. Penyelidik harus dengan cermat memeriksa obat-obatan yang ditemukan di kamar Arya, membandingkannya dengan catatan resep dan kemungkinan interaksi obat. Dengan menganalisis secara metodis bukti fisik dari autopsi dan dokumentasi medis, pihak berwenang dapat membangun gambaran menyeluruh untuk memandu penyelidikan.
Pernyataan Saksi dan Bukti yang Dikumpulkan oleh Pihak Berwenang
Sementara hasil autopsi dan rekam medis memberikan wawasan berharga mengenai kemungkinan penyebab kematian non-kekerasan Arya Daru Pangayunan, penyidik juga harus mengumpulkan dan menilai secara cermat informasi dari orang-orang yang terkait dengan kasus ini serta bukti fisik yang ditemukan di lokasi kejadian. Pihak berwenang secara sistematis telah mengambil keterangan dari lima saksi—istrinya, rekan kerja, pengelola kos, tetangga, dan pemilik kos—untuk membangun lini masa aktivitas dan interaksi terakhir Arya yang diketahui. Selain itu, polisi mengumpulkan barang-barang dari kamar korban, seperti lakban, kantong plastik, pakaian, dompet, dan obat-obatan, yang sedang dianalisis untuk sidik jari dan petunjuk forensik lainnya. Lakban yang menutupi wajah Arya telah dikirim untuk analisis sidik jari secara mendetail. Petugas juga sedang meninjau dua rekaman CCTV—satu dari pintu masuk tempat tinggal dan satu lagi dari toko vape terdekat—untuk mengidentifikasi peristiwa dan individu yang relevan.